Rabu, 04 Juli 2012

                                                                                    Tebing Suluh,                 Juni 2012
Kepada,
Yth.  Bapak Pimpinan Indomarco
Di –
               Tugumulyo

 
                                                                       


Prihal                : Lamaran Pekerjaan
Lampiran          : -
           


Dengan Hormat,

Berdasarkan informasi lowongan kerja yang saya terima, bahwa dibutuhkan seorang Scuriti di perusahaan yang Bapak Pimpin, untuk  itu saya yang bertanda tangan di bawah ini :

  1. Nama                                       : YULIANTI
  2. Tempat Tanggal Lahir               : Palembang, 16 Juli 1995
  3. Agama                         `           : Islam
  4. Pendidikan                               : SMA
  5. Alamat                                     : Desa Tebing Suluh, Kec.Lempuing Kab.OKI
  6. No.Hp                                     :

Sebagai Bahan Pertimbangan Bapak. Bersama ini saya lampirkan :

  1. Pas Photo 3 x 4  3 Lembar
  2. Photo Kopi KTP 1 lembar
  3. Photo Kopi Ijazah terakhir
  4. Daftar Riwayat Hidup
  5. Surat Keterangan Sehat

Demikian Surat Lamaran Kerja ini saya buat, besar harapan saya kiranya bapak dapat mengabulkannya, atas perhatian bapak  saya ucapkan terima kasih.



Hormat Saya Pemohon



YULIANTI


                                    Tebing Suluh,       Mei 2012
Kepada,
Yth.  Bapak Pimpinan Bank Tyur Ganda
Di –
               Tugumulyo

 
                                                                       


Prihal                : Lamaran Pekerjaan
Lampiran          : -
           


Dengan Hormat,

Berdasarkan informasi lowongan kerja yang saya terima, bahwa dibutuhkan seorang Scuriti di perusahaan yang Bapak Pimpin, untuk  itu saya yang bertanda tangan di bawah ini :

  1. Nama                                       : KUNDARI
  2. Tempat Tanggal Lahir               : Cahya Maju,15Oktober 1993
  3. Agama                         `           : Islam
  4. Pendidikan                               : SMA
  5. Alamat                                     : Desa Tebing Suluh Kec.Lempuing Kab.OKI
  6. No.HP                                     :

Sebagai Bahan Pertimbangan Bapak. Bersama ini saya lampirkan :

  1. Pas Photo 3 x 4 3 Lembar
  2. Photo Kopi KTP 1 lembar
  3. Photo Kopi Ijazah terakhir
  4. Daftar Riwayat Hidup

Demikian Surat Lamaran Kerja ini saya buat, besar harapan saya kiranya bapak dapat mengabulkannya, atas perhatian bapak  saya ucapkan terima kasih.


Hormat Saya Pemohon



KUNDARI
RIWAYAT HIDUP



Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama                                             : YULIANTI
Jenis Kelamin                                 : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir                     : Palembang, 16 Juli 1993
Pendidikan / Jursan                         : SMA / IPS
Agama                                           : Islam
Alamat                                           : Desa Tebing Suluh Kec.Lempuing Kab.OKI
NO TELEPHON                           :


Menerangkan Dengan Sesungguhnya :

PENDIDIKAN
1.      SDN 2 Cahya Maju                       Tahun 2001 – 2006 Berijazah
2.      SMPN 1 Mesuji                             Taaun  2006– 2009 Berijazah
3.      SMAN 1Lempuing                         Tahun  2009 – 2012 Berijazah






Tebing Suluh,                Mei 2012
Yang Menerangkan




YULIANTI

                       


RIWAYAT HIDUP



Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama                                             : KUNDARI
Jenis Kelamin                                 : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir                     : Suka Maju, 15 Oktober
Pendidikan / Jursan                         : SMA / IPS
Agama                                           : Islam
Alamat                                           : Desa Cahya Maju Kec.Lempuing Kab.OKI


Menerangkan Dengan Sesungguhnya :

PENDIDIKAN
4.      SDN 2 Cahya Maju                       Tahun 2001 – 2006 Berijazah
5.      SMPN 1 Mesuji                             Taaun  2006– 2009 Berijazah
6.      SMAN 1Lempuing                         Tahun  2009 – 2012 Berijazah






Cahya Maju,                Mei 2012
Yang Menerangkan



KUNDARI


Selasa, 03 Januari 2012

Kisah Hikmah, Jeruk Busuk Rasa Manis

Suatu hari, ketika saya sedang menjenguk salah satu saudara yang tengah dirawat di rumah sakit, terdengar suara makian keras dari pasien sebelah, “Bawa jeruk kok busuk, mau ngeracunin saya? biar saya cepat mati?”
Suara marah itu berasal dari lelaki tua yang kedatangan salah satu keluarganya dengan membawa jeruk. Boleh jadi benar, bahwa beberapa jeruk dalam jinjingan itu busuk atau masam. Meski tidak semua jeruk yang dibawanya itu busuk dan sangat kebetulan yang terambil pertama oleh si pasien yang busuk. Dan tanpa bertanya lagi, marahlah ia kepada si pembawa jeruk.
Sebenarnya, boleh dibilang wajar jika seorang pasien marah lantaran kondisinya labil dan kesehatannya terganggu. Ketika ia marah karena jeruk yang dibawa salah satu keluarganya itu busuk, mungkin itu hanya pemicu dari segunung emosi yang terpendam selama berhari-hari di rumah sakit. Penat, bosan, jenuh, mual, pusing, panas, dan berbagai perasaan yang menderanya selama berhari-hari, belum lagi ditambah dengan bisingnya rumah sakit, perawat yang kadang tak ramah, keluarga yang mulai uring-uringan karena kepala keluarganya sekian hari tak bekerja, semuanya membuat dadanya bergemuruh. Lalu datanglah salah satu saudaranya dengan setangkai ketulusan berjinjing jeruk. Namun karena jeruk yang dibawanya itu tak bagus, marahlah ia.
Wajar. Sekali lagi wajar. Tetapi tidak dengan peristiwa lain yang hampir mirip terjadi di acara keluarga besar belum lama ini. Seorang keluarga yang tengah diberi ujian Allah menjalani kehidupannya dalam ekonomi menengah ke bawah, berupaya untuk tetap berpartisipasi dalam acara keluarga besar tersebut. Tiba-tiba, “Kalau nggak mampu beli jeruk yang bagus, mending nggak usah beli. Jeruk asam gini siapa yang mau makan?” suara itu terdengar di tengah-tengah keluarga dan membuat malu keluarga yang baru datang itu.
Pupuslah senyum keluarga itu, rusaklah acara kangen-kangenan keluarga oleh kalimat tersebut. Si empunya suara mungkin hanya melihat dari jeruk masam itu, tapi ia tak mampu melihat apa yang sudah dilakukan satu keluarga itu untuk bisa membawa sekantong jeruk yang boleh jadi harganya tak seberapa.
Harga sekantong jeruk mungkin tak lebih dari sepuluh ribu rupiah. Tapi tahukah seberapa besar pengorbanan yang dilakukan satu keluarga itu untuk membelinya? Rumahnya sangat jauh dari rumah tempat acara keluarga, dan sedikitnya tiga kali tukar angkutan umum. Sepuluh ribu itu seharusnya bisa untuk makan satu hari satu keluarga. Boleh jadi mereka akan menggadaikan satu hari mereka tanpa lauk pauk di rumah. Atau jangan-jangan pagi hari sebelum berangkat, tak satu pun dari anggota keluarga itu sempat menyantap sarapan karena uangnya dipakai untuk membeli jeruk. Yang lebih parah, mungkin juga mereka rela berjalan kaki dari jarak yang sangat jauh dan memilih tak menumpang satu dari tiga angkutan umum yang seharusnya. “Ongkos bisnya kita belikan jeruk saja ya, buat bawaan. Nggak enak kalau nggak bawa apa-apa,” kata si Ayah kepada keluarganya.
Kalimat sang Ayah itu, hanya bisa dijawab dengan tegukan ludah kering si kecil yang sudah tak sanggup menahan lelah dan panas berjalan beberapa ratus meter. Tak tega, Ayah yang bijak itu pun menggendong gadis kecil yang hampir pingsan itu. Ia tetap memaksakan hati untuk tega demi bisa membeli harga dari di depan keluarga besarnya walau hanya dengan sekantong jeruk. Menahan tangisnya saat mendengar lenguhan nafas seluruh anggota keluarganya sambil berkali-kali membungkuk, jongkok, atau bahkan singgah sesaat untuk mengumpulkan tenaga. Itu dilakukannya demi mendapatkan sambutan hangat keluarga besar karena menjinjing sesuatu.
Setibanya di tempat acara, sebuah rumah besar milik salah satu keluarga jauh yang sukses, menebar senyum di depan seluruh keluarga yang sudah hadir sambil bangga bisa membawa sejinjing jeruk, lupa sudah lelah satu setengah jam berjalan kaki, tak ingat lagi terik yang memanggang tenggorokan, bertukar dengan sejumput rindu berjumpa keluarga. Namun, terasa sakit telinga, layaknya dibakar dua matahari siang. Lebih panas dari sengatan yang belum lama memanggang kulit, ketika kalimat itu terdengar, “Jeruk asam begini kok dibawa…”
Duh. Jika semua tahu pengorbanan yang dilakukan satu keluarga itu untuk bisa menjinjing sekantong jeruk tadi, pastilah semua jeruk asam itu akan terasa manis. Jauh lebih manis dari buah apa pun yang dibawa keluarga lain yang tak punya masalah keuangan. Yang bisa datang dengan kendaraan pribadi atau naik taksi dengan ongkos yang cukup untuk membeli sepeti jeruk manis dan segar.
Mampukah kita melihat sedalam itu? Sungguh, manisnya akan terasa lebih lama, meski jeruknya sudah dimakan berhari-hari yang lalu.

Kisah Hikmah Dari Anjing Kecil


  • Seekor anak anjing yang kecil mungil sedang berjalan-jalan di ladang pemiliknya.
    Ketika dia mendekati kandang kuda, dia mendengar binatang besar itu
    memanggilnya. Kata kuda itu : “Kamu pasti masih baru di sini, cepat atau lambat
    kamu akan mengetahui kalau pemilik ladang ini mencintai saya lebih dari binatang
    lainnya, sebab saya bisa mengangkut banyak barang untuknya, saya kira binatang
    sekecil kamu tidak akan bernilai sama sekali baginya”, ujarnya dengan sinis.
    Anjing kecil itu menundukkan kepalanya dan pergi, lalu dia mendengar seekor sapi
    di kandang sebelah berkata : “Saya adalah binatang yang paling terhormat disini, sebab nyonya di sini membuat keju dan mentega dari susu saya. Kamu tentu tidak berguna bagi keluarga di sini”, dengan nada mencemooh.
Teriak seekor domba : “Hai sapi, kedudukanmu tidak lebih tinggi dari saya, saya memberi mantel bulu kepada pemilik ladang ini. Saya memberi kehangatan kepada seluruh keluarga. Tapi omonganmu soal anjing kecil itu, kayanya kamu memang benar. Dia sama sekali tidak ada manfaatnya di sini.”
Satu demi satu binatang di situ ikut serta dalam percakapan itu, sambil menceritakan betapa tingginya kedudukan mereka di ladang itu. Ayam pun berkata bagaimana dia telah memberikan telur, kucing bangga bagaimana dia telah mengenyahkan tikus-tikus pengerat dari ladang itu. Semua binatang sepakat kalau si anjing kecil itu adalah mahluk tak berguna dan tidak sanggup memberikan kontribusi apapun kepada keluarga itu.
Terpukul oleh kecaman binatang-binatang lain, anjing kecil itu pergi ke tempat sepi dan mulai menangis menyesali nasibnya, sedih rasanya sudah yatim piatu, dianggap tak berguna, disingkirkan dari pergaulan lagi…..
Ada seekor anjing tua di situ mendengar tangisan tersebut, lalu menyimak keluh kesah si anjing kecil itu. “Saya tidak dapat memberikan pelayanan kepada keluarga disini, sayalah hewan yang paling tidak berguna disini.”
Kata anjing tua itu : “Memang benar bahwa kamu terlalu kecil untuk menarik pedati, kamu tidak bisa memberikan telur, susu ataupun bulu, tetapi bodoh sekali jika kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan. Kamu harus menggunakan kemampuan yang diberikan oleh Sang Pencipta untuk membawa kegembiraan.”
Malam itu ketika pemilik ladang baru pulang dan tampak amat lelah karena perjalanan jauh di panas terik matahari, anjing kecil itu lari menghampirinya, menjilat kakinya dan melompat ke pelukannya. Sambil menjatuhkan diri ke tanah, pemilik ladang dan anjing kecil itu berguling-guling di rumput disertai tawa ria.
Akhirnya pemilik ladang itu memeluk dia erat-erat dan mengelus-elus kepalanya, serta berkata : “Meskipun saya pulang dalam keadaan letih, tapi rasanya semua jadi sirna, bila kau menyambutku semesra ini, kamu sungguh yang paling berharga di antara semua binatang di ladang ini, kecil kecil kamu telah mengerti artinya kasih………”
Jangan sedih karena kamu tidak dapat melakukan sesuatu seperti orang lain karena memang tidak memiliki kemampuan untuk itu, tetapi apa yang kamu dapat lakukan, lakukanlah itu dengan sebaik-baiknya…..
“jangan sombong jika kamu merasa banyak melakukan beberapa hal pada orang lain, karena orang yang tinggi hati akan direndahkan dan orang yang rendah hati akan ditinggikan.
“Kasih Sayang Adalah Hal yang dibutuhkan oleh semua Insan, Maka berikan Kasih sayang untuk Semua yang telah menemani kita, Maka anda akan memanen sebuah kebahagiaan”
(strawberry